Gambar Sampul IPS · Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi
IPS · Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi
Danang

24/08/2021 14:13:14

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

117117

117117

117

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

TT

TT

T

ujuan Pujuan P

ujuan Pujuan P

ujuan P

embelajaranembelajaran

embelajaranembelajaran

embelajaran

Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang pemanfaatan peta untuk mengetahui pola

dan bentuk muka bumi. Setelah mempelajari materi ini diharapkan kalian mampu membaca

dan menginterpretasikan peta topografi maupun peta umum, selanjutnya kalian dapat

mengetahui pola dan bentuk muka bumi atau penampang melintang muka bumi.

Jika kita mempelajari geografi, maka tidak lepas dari pola-pola dan bentuk muka bumi.

Untuk mengenal pola dan bentuk muka bumi, ada beberapa macam cara yang dapat

digunakan. Salah satunya yaitu dengan menginterpretasikan dan memanfaatkan peta. Peta

dapat memvisualisasikan data-data primer pada suatu daerah, selain itu peta juga dapat

digunakan untuk menafsirkan keadaan suatu daerah.

Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang berbagai pola serta bentuk muka bumi,

baik yang ada di darat maupun di pantai, bahkan yang ada di dasar laut. Selain itu kalian

juga akan memepelajari tentang aktivitas ekonomi atau kehidupan manusia yang

menyesuaikan dengan keberadaan kondisi lingkungan sekitarnya. Materi pada bab ini

cukup memberi wawasan kepada kalian tentang pengenalan unsur-unsur fisik roman muka

bumi. Oleh sebab itu pelajarilah baik-baik agar kalian dapat memahaminya.

PEMANFPEMANF

PEMANFPEMANF

PEMANF

AA

AA

A

AA

AA

A

TT

TT

T

AN PETAN PET

AN PETAN PET

AN PET

A UNTUKA UNTUK

A UNTUKA UNTUK

A UNTUK

MENGETMENGET

MENGETMENGET

MENGET

AHUI POLAHUI POL

AHUI POLAHUI POL

AHUI POL

A DAN BENTUK

A DAN BENTUK

A DAN BENTUK

A DAN BENTUK

A DAN BENTUK

MUKA BUMIMUKA BUMI

MUKA BUMIMUKA BUMI

MUKA BUMI

BABBAB

BABBAB

BAB

88

88

8

Sumber:Sumber:

Sumber:Sumber:

Sumber: Encarta, Encyclopedia

Kata KunciKata Kunci

Kata KunciKata Kunci

Kata Kunci

Peta

Kontur

Simbol

Dot

Simbol garis

Simbol batang

Topografi

Profil topografi

Lingkar Pasifik

Lingkar Meditarian

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

118118

118118

118

PP

PP

P

eta Konsep Peta Konsep P

eta Konsep Peta Konsep P

eta Konsep P

emanfaatan Pemanfaatan P

emanfaatan Pemanfaatan P

emanfaatan P

eta untuk Mengetahui P

eta untuk Mengetahui P

eta untuk Mengetahui P

eta untuk Mengetahui P

eta untuk Mengetahui P

ola dan Bentuk Muka Bumi

ola dan Bentuk Muka Bumi

ola dan Bentuk Muka Bumi

ola dan Bentuk Muka Bumi

ola dan Bentuk Muka Bumi

Pada dasarnya semua peta merupakan suatu media komunikasi grafis, artinya

informasi yang diberikan oleh peta adalah berupa gambar atau simbol. Maka dari itu

peranan suatu simbol pada peta sangatlah vital. Simbol peta adalah suatu tanda yang ada

di dalam peta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

1.1.

1.1.

1.

Interpretasi Simbol-Simbol pada P

Interpretasi Simbol-Simbol pada P

Interpretasi Simbol-Simbol pada P

Interpretasi Simbol-Simbol pada P

Interpretasi Simbol-Simbol pada P

etaeta

etaeta

eta

Pada peta tematik, suatu simbol merupakan informasi pokok guna menunjukkan tema

suatu peta. Secara sederhana simbol dapat diartikan sebagai suatu gambar atau tanda yang

mempunyai makna atau arti. Agar dapat memahami simbol-simbol tersebut, kita perlu

menginterpretasikannya, maksudnya memahami simbol-simbol itu secara mendalam,

dalam hubungannya dengan simbol-simbol yang lain.

Berdasarkan bentuknya, beberapa macam simbol yang ada pada peta dikelompokkan

sebagai berikut.

a.a.

a.a.

a.

Simbol Garis

Simbol Garis

Simbol Garis

Simbol Garis

Simbol Garis

Simbol garis digunakan untuk menunjukkan karakter ketampakan peta terutama yang

bersifat kualitatif. Simbol garis hanya dipakai sebagai tanda, misalnya simbol garis

menggambarkan jalan raya, jalan kereta api, sungai, dan batas administrasi. Simbol garis

juga dapat menggambarkan jumlah atau kuantitas fenomena tertentu. Dalam

penggambarannya digunakan isopleth, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat

dengan data yang sama kuantumnya dan sama jenis datanya.

BENTUKBENTUK

BENTUKBENTUK

BENTUK

-BENTUK MUKA BUMI P

-BENTUK MUKA BUMI P

-BENTUK MUKA BUMI P

-BENTUK MUKA BUMI P

-BENTUK MUKA BUMI P

ADA PETADA PET

ADA PETADA PET

ADA PET

AA

AA

A

AA

AA

A

Peta

Macamnya

Pola bentang

alam

Untuk mengenali

Peta umum

Interpretasi

Peta khusus

Roman

muka bumi

Berpengaruh pada

Pola kegiatan dan

pemukiman penduduk

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

119119

119119

119

Contoh: Tempat K ketinggiannya 200 m dpal

Tempat L ketinggiannya 200 m dpal

Tempat M ketinggiannya 200 m dpal

Tempat N ketinggiannya 200 m dpal

Apabila K, L, M dan N dihubungkan dengan suatu garis, maka garis tersebut disebut

isop-

leth

(

Isopleth

ketinggian = contour).

Beberapa contoh isopleth adalah sebagai berikut.

1)

Isotherm : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki

temperatur udara sama.

2)

Isohyse : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki daerah

sama.

3)

Isogone: garis-garis di peta yang mneghubungkan tempat-tempat yang memiliki

deklinasi magnetic sama.

4)

Isohyet : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah

hujan sama.

5)

Isobar : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan

udara sama

6)

Isobath : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki

kedalaman laut sama.

b.b.

b.b.

b.

Simbol Titik (dot)

Simbol Titik (dot)

Simbol Titik (dot)

Simbol Titik (dot)

Simbol Titik (dot)

Simbol titik merupakan simbol yang paling sederhana, bentuknya seperti titik. Namun

dot tidaklah diartikan sesempit itu, dot dikatakan adalah gambar yang dianggap tidak

berdimensi karena bentuknya yang sangat kecil. Bentuk dot antara lain : X, V,

,

,

,

,

dan sebagainya.

Umumnya, dot selalu digambarkan dalam bentuk titik. Setiap dot akan mempunyai

nilai/harga tertentu. Sebagai suatu contoh dalam suatu peta tematik yang digambarkan

dengan dot, untuk persebaran penduduk setiap dot mewakili 50 orang. Jika penduduknya

1000 orang maka harus digambar 20 dot.

Persoalan yang sering muncul di dalam penggambaran dengan diagram dot adalah

mengenai seberapa besar ukuran dot dan bagaimana meletakkan dot.

Untuk menjawab ukuran dot yang pasti secara eksak tidak ada pedoman pasti, dot

ditentukan sendiri oleh penggambar peta, namun harus diingat bahwa unsur persebaran

harus tampak. Sedangkan peletakan dot didasarkan pada persebaran wilayah. Maka

peranan peta topografi sangatlah menentukan, karena dalam peta topografi persebaran

wilayah dipetakan secara lengkap.

Contoh:

Gambar 8.1

Gambar 8.1

Gambar 8.1

Gambar 8.1

Gambar 8.1 Persebaran pemukiman

di desa “X”

Gambar 8.2

Gambar 8.2

Gambar 8.2

Gambar 8.2

Gambar 8.2 Pete tematik persebaran

penduduk di desa “X”

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

120120

120120

120

Jumlah penduduk desa “X”

Maka:

Dukuh A

=

1000 orang

Dukuh

A = 10 dot

Dukuh B

=

2000 orang

B = 20 dot

Dukuh C

=

3000 orang

C = 30 dot

Ditentukan 1 dot 10 orang

Dalam peta tematik ini gambar kondisi permukiman di desa “K” dihapuskan sehingga

hanya dot saja.

c.c.

c.c.

c.

Simbol Batang

Simbol Batang

Simbol Batang

Simbol Batang

Simbol Batang

Simbol batang (

bar-graph

) berbentuk seperti batang di mana panjang pendeknya batang

menunjukkan quantum data. Simbol batang paling tepat digunakan untuk menyatakan

perbandingan kuantitatif suatu fenomena dalam bentuk batang atau grafik. Penggambaran

bar, terikat dengan sumbu X dan sumbu Y seperti halnya diagram garis.

Ada dua macam simbol batang, yaitu simbol batang vertikal dan horizontal.

1)

Simbol Batang Vertikal (

Vertical Bar Graph

)

Contoh: sebuah vertical bar graph yang menggambarkan perkembangan penduduk

di kota “M” tahun 2005 – 2007. Di sini terlihat bahwa perkembangan batang dapat terpisah

(seperti gambar) tetapi dapat pula dirapatkan satu sama lain.

Produksi beras di tiga kelurahan (P, Q, dan R) dari tahun 1992 sampai tahun 1995

(dalam ton).

2)

Simbol Batang Horizontal

(Horizontal Bar Graph)

Sebuah Horizontal Bar Grafik yang menggambarkan perkembangan produksi palawija

di desa “P” selama tahun 2006. Di sini sumbu X menunjukkan harga quantum, dan sumbu

Y menunjukkan jenis palawija yang dihasilkan. Apabila ditampilkan dalam penggambaran

peta tematik seperti gambar di bawah ini.

Produksi palawija di tiga desa (P, Q, dan R) pada tahun 2006 (dalam ton)

Gambar 8.3

Gambar 8.3

Gambar 8.3

Gambar 8.3

Gambar 8.3 Sebuah ilustrasi simbol

Gambar 8.4

Gambar 8.4

Gambar 8.4

Gambar 8.4

Gambar 8.4 Ilustrasi peta tematik dengan tampilan

batang vertikal

vertical bar graph

Gambar 8.5

Gambar 8.5

Gambar 8.5

Gambar 8.5

Gambar 8.5 Sebuah ilustrasi simbol batang

horizontal

Gambar 8.6

Gambar 8.6

Gambar 8.6

Gambar 8.6

Gambar 8.6 Sebuah ilustrasi peta tematik

dengan tampilan horizontal bar graph

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

121121

121121

121

d.d.

d.d.

d.

Garis Kontur dan Profil Topografi

Garis Kontur dan Profil Topografi

Garis Kontur dan Profil Topografi

Garis Kontur dan Profil Topografi

Garis Kontur dan Profil Topografi

1)1)

1)1)

1)

Garis Kontur

Garis Kontur

Garis Kontur

Garis Kontur

Garis Kontur

a)

Pengertian Garis Kontur

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai

ketinggian yang sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding tertentu. Bidang

pembanding ini yang dipakai umumnya adalah tinggi muka air laut rata-rata, dan ini

diambil dan disepakati sebagai titik dengan ketinggian nol.

Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis k ontur yang berurutan.

Indeks kontur adalah garis kontur yang dicetak besar dalam peta, yang merupakan

kelipatan sepuluh dari interval kontur. Tetapi tidak selalu demikian, kadang-kadang

merupakan kelipatan lima, dalam peta garis ini diberi angka ketinggian.

b)

Sifat-sifat garis kontur

Garis kontur pada prinsipnya adalah suatu perwujudan dari perpotongan antara

suatu benda dengan suatu bidang datar, yang dilihat dari atas. Maka garis kontur

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

(1) Garis kontur

tidak pernah saling berpotongan

tidak pernah saling berpotongan

tidak pernah saling berpotongan

tidak pernah saling berpotongan

tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam keadaan ekstrim

seperti pada tebing yang menggantung.

(2) Garis kontur akan merenggang

kalau topografi landai dan merapat

kalau curam

(3) Garis kontur

tidak akan

tidak akan

tidak akan

tidak akan

tidak akan bertemu

atau menyambung dengan garis

kontur yang bernilai lain.

(4) Pada lembah, garis kontur akan

meruncing kearah hulu

meruncing kearah hulu

meruncing kearah hulu

meruncing kearah hulu

meruncing kearah hulu.

c)

Penentuan besarnya kontur-kontur

Besarnya interval ditentukan oleh:

(1) skala peta, makin besar skala peta,

interval konturnya makin kecil;

(2) variasi relief, makin besar variasi

relief, makin kecil intervalnya;

(3) tujuan khusus.

Perlu diketahui, makin kecil interval kontur, makin banyak detail yang diperlihatkan.

Tetapi dalam pemilihan besarnya, interval kontur tetap harus disesuaikan dengan

kebutuhan seberapa detail yang diperlihatkan.

Kalau tidak ada hal-hal yang khusus atau luar biasa, interval kontur biasanya diambil

sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya peta yang berskala 1 : 25.000 akan mempunyai

interval kontur sebesar 12½ m.

a)

Peraturan-peraturan dan cara-cara pembuatan garis kontur

Peraturan-peraturan garis kontur.

(1) Garis kontur selalu dibuat tertutup atau harus berakhir pada tepi peta.

(2) Kontur tertutup yang menunjukkan depresi harus dibedakan dengan kontur

tertutup yang menunjukkan bukit, yaitu dengan cara menambahkan garis-garis

gigi yang mengarah kearah depresi.

Gambar 8.7

Gambar 8.7

Gambar 8.7

Gambar 8.7

Gambar 8.7 Garis kontur pada pulau

Sumber: www.ssg-surfer.com

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

122122

122122

122

b)

Cara pembuatan garis kontur.

(1) Cantumkan titik-titik ikat dengan harga ketinggiannya

(2) Hubungkan titik-titik yang tinggi dengan titik-titik yang lebih rendah di sekitarnya,

kemudian buatlah interpolasi sesuai dengan interval konturnya.

(3) Hubungkan titik-titik yang diperoleh dari hasil interpolasi, yang harganya sama,

dengan garis-garis.

(4) Kalau garis-garis kontur yang telah diperoleh memotong lembah, meskipun tidak

ada suatu harga ketinggian pada lembah tesebut, garis kontur tersebut kita buat,

meruncing ke hulu. Juga spasi kontur disesuaikan sesuai dengan bentukbentuk

lereng.

2)2)

2)2)

2)

Pembuatan Profil Topografi

Pembuatan Profil Topografi

Pembuatan Profil Topografi

Pembuatan Profil Topografi

Pembuatan Profil Topografi

Pada suatu produl topografi, harus ada unsur-unsur berikut.

a)

Section Line

”, yaitu garis yang menunjukkan arah profil tersebut dibuat, garis ini harus

ada pada peta.

b)

End Line

”, yaitu garis vertikal yang membatasi sisi kiri dan kanan dari suatu profil.

Pada garis ini dicantumkan angka-angka ketinggian

c)

Base Line

”, yaitu batas bawah dari suatu profil.

Karena itu suatu profil topografi mempunyai dua jenis skala, yaitu skala vertikal dan

horizontal. Skala horizontal umumnya selalu dibuat sama besarnya dengan skala peta.

Berdasarkan perbandingan kedua skala tersebut, dikenal:

a)

Profil normal, yaitu profil yang skala vertikal sama dengan skala horizontal.

b)

Exaggerated Profile

”, yaitu profil yang skala vertikalnya lebih besar dari skala hori-

zontal.

Maksud dari pembuatan profil ini adalah agar relief topografi dapat tergambar dengan

jelas dan baik. Karena bila dibuat profil normal sering relief topografi kurang jelas.

Cara pembuatan profil.

a)

Buat “

Section Line

” pada peta di tempat yang akan dibuat sayatannya.

b)

Pada kertas lain, buat “

End Line

” dan “

Base Line

”. Panjang Base Line dibuat sesuai

dengan panjang sayatan yang akan dibuat. Panjang

End Line

disesuaikan dengan tinggi

relief maksimum, dan pada garis tersebut dicantumkan angka-angka ketinggian nol

(muka laut), sebaiknya dibuat sedikit diatas

Base Line

.

c)

Ambil sepotong kertas, kemudian letakkan disepanjang

Section Line

.

d)

Tandai pada kertas tersebut, tempat-tempat yang berpotongan dengan garis kontur

e)

Ambil kertas yang telah ditandai itu, dan letakkan di sepanjang

Base Line

dengan

kedudukan yang sama.

f)

Proyeksikan titik-titik tersebut ke atas, sesuai dengan harga ketinggian garis kontur

yang diwakilinya

g)

Hubungkan titik-titik hasil proyeksi tersebut

h)

Berikan keterangan bila profil melewati puncak bukit atau sungai.

Carilah sebuah peta geologi pada suatu daerah. Interpretasikan peta geologi

berdasarkan simbol-simbol yang ada bersama kelompokmu. Selanjutnya buatlah

laporan dari hasil diskusi itu!

Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok

Kegiatan Kelompok

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

123123

123123

123

2.2.

2.2.

2.

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan dan L

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan dan L

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan dan L

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan dan L

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan dan L

autanautan

autanautan

autan

Bentuk muka bumi yang menjadi tempat tinggal manusia akan memberikan beberapa

kemungkinan sebagai penunjang kehidupan yang terdapat di wilayah tersebut. Berbagai

bentuk muka bumi sebagai akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut

tenaga

endogen

, sedangkan tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi disebut

tenaga eksogen.

a.a.

a.a.

a.

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Bentuk-bentuk Muka Bumi di Daratan

Dari hasil tenaga endogen dan tenaga eksogen kita dapatkan bentuk-bentuk muka

bumi berupa daratan seperti berikut.

1)1)

1)1)

1)

Pegunungan

Pegunungan

Pegunungan

Pegunungan

Pegunungan

Karena adanya pertumbukan dua lempeng litosfer maka akan terjadi suatu proses

pelipatan kulit bumi. Hal ini terbentuk karena kerak samudra menekan dengan arah

mendatar, sehingga pada kerak benua di beberapa wilayah terbentuk suatu pegunungan

lipatan. Jadi dapat kita pastikan bahwa pada setiap zona tumbukan dua lempeng jalur-

jalur pegunungan yang memanjang. Contoh jalur-jalur pegunungan yang melewati

kawasan Indonesia adalah sebagai berikut.

a)a)

a)a)

a)

Pegunungan Sirkum Mediterian

Pegunungan Sirkum Mediterian

Pegunungan Sirkum Mediterian

Pegunungan Sirkum Mediterian

Pegunungan Sirkum Mediterian

Pegungan Sirkum Mediterian yang memanjang mulai dari pegunungan atlas (Afrika

Utara) yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan Pegunungan

Himalaya (Asia). Akhir jalur pegunungan tersebut berbelok ke selatan dan berangkai

dengan pegunungan lipatan di wilayah Indonesia. Pada kawasan Kepulauan Indone-

sia, rangkaian jalur Pegunungan Sirkum Mediterian terbagai menjadi:

(

1) Busur dalam

Busur dalam merupakan rangkaian pegunungan yang bersifatr vulkanis, artinya

selain merupakan rangkaian pegunungan lipatan juga merupakan kawasan

kegunungapian. Busur dalam membentang sepanjang Bukit Barisan (Sumatra)

rangkaian pegunungan vulkanis di Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau

Flores, Pulau Alor, Pulau Solor, Pulau Wetar, Kepulauan Banda, dan terakhir berhenti

di Pulau Saparua.

(2) Busur luar

Busur luar merupakan suatu rangkaian pegunungan nonvulkanis, namun

hanyalah sebuah deretan pegunungan lipatan. Busur luar kenampakannya ada yang

berada permukaan laut dan ada yang di bawah permukaan laut. Busur luar ini berawal

dari Pulau Simule, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, tenggelam

sepanjang bagian selatan Pulau Jawa, muncul kembalai di Pulau Sawu, Pulau Roti,

Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan terakhir berhenti di Pulau

Buru.

b)b)

b)b)

b)

Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Jalur Pegunungan Lipatan Busur Australia (Busur Irian)

Deretan pegunungan ini diawali dari Pegunungan Alpen Australia lalu melewati Papua

lewat ekor Papua (Papua New Guinea) dan melewati kawasan utara Pantai Papua dan

terkahir berhenti di Pulau Halmahera serta kawasan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau

Halmahera.

c)c)

c)c)

c)

Pegunungan Sirkum Pasifik

Pegunungan Sirkum Pasifik

Pegunungan Sirkum Pasifik

Pegunungan Sirkum Pasifik

Pegunungan Sirkum Pasifik

Deretan pegunungan ini bermula dari Pegunungan Andes (Benua Amerika Selatan)

lalu menyambung dengan Pegunungan Rocky (Benua Amerika Utara), kemudian berbelok

arah ke Kepulauan Jepang dan menyambung dengan pegunungan-pegunungan di

Kepulauan Filipina. Kemudian memasuki kawasan Indonesia jalur Pegunungan Sirkum

Pasifik ini bercabang dua.

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

124124

124124

124

(1) Cabang I, berawal dasri Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung dengan Pulau

Pahlawan (utara Kaliamntan) dan Kepulauan Sulu.

(2) Cabang II, berawal dari Pulau Luzon (Filipina Utara) menyambung ke Pulau Samar

lalu ke Pulau Mindanau (Filipina Selatan) terus ke Kepulauan Sangihe dan terakhir

di Pulau Sulawesi.

2)2)

2)2)

2)

GunungGunung

GunungGunung

Gunung

Gunung adalah suatu jenis bentuk muka bumi yang terdiri dari lereng dan puncak.

Jika kelerengannya kurang dari 45

O

dinamakan gunung dengan kelerengan landai, jika

lebih dari 45

O

dinamakan gunung dengan kelerengan curam, dan jika kelerengan 90

O

dinamakan tegak. Dilihat dari aktivitas vulkanisnya (tingkat intensitasnya) gunung dapat

dibedakan menjadi tiga jenis.

a)

Gunung aktif, yaitu suatu gunungapi yang masih aktif melakukan kegiatan vulaknisme

hingga sekarang. Dicirikan dengan adanya asap pada bagian kawah, adanya gempa

tektonik di sekitar kawasan gunungapi tersebut, dan adannya letusan-letusan (erupsi)

secara berkala maupun periodik. Contoh: Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu,

Gunung Anak Krakatau, Gunung Tengger, dan Gunung Gamalama.

b)

Gunung istirahat, yaitu gunungapi yang sudah tidak menunjukkan aktivitas

vulkanisme namun masih berpotensi untuk bangkit kembali untuk melakukan aktivitas

vulkanismenya. Contoh: Gunung Kelud, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, dan

Gunung Ciremai.

c)

Gunung mati, yaitu gunungapi yang sejak tahun 1600 sudah tidak menunjukkan tanda-

tanda aktivitas vulkanismenya lagi. Contoh: Gunung Patuha, Gunung Sindoro, Gunung

Sumbing, dan Gunung Maria.

Dalam membahas tentang rangkaian gunungapi yang ada di Indonesia dapat

dikategorikan menjadi lima kelompok.

a)

Kumpulan Sunda, adalah kelompok gunungapi yang berawal di kawasan Sumatra,

Jawa, Bali, Sumba, dan Alor.

b)

Kumpulan Banda, adalah kelompok gunungapi di dasar laut yang berasal dari

pemekaran dasar samudra, terletak di kawasan Laut Banda dan pulau kecil lainnya.

c)

Kumpulan Halmahera, terdapat di kawasan Pulau Halmahera, berpusat di kawasan

tengah yaitu antara daerah Tobelo dan Makian. Contoh: Gunung Tidore dan Gunung

Maitara.

d)

Kumpulan Bothain, terdapat di sebelah selatan Sulawesi, merupakan kompleks

gunungapi yang sudah tua jumlahnya banyak tetapi sudah tidak aktif lagi.

e)

Kumpulan MInahasa dan Sangihe, adalah kelompo gunungapi yang aktif di Indone-

sia. Contoh: Gunung Lokon dan Gunung Soputan.

Di Indonesia terdapat 400 gunungapi tetapi yang masih aktif hanya sekitar 80 buah

saja. Namun banyak pula gunungapi yang sudah dianggap mati, tetapi tiba-tiba

menunjukkan aktivitas vulkanisnya lagi. Tercatat letusan-letusan dahsyat di gunungapi

di Indonesia.

(1) Gunung Krakatau meletus tahun 1883

(2) Gunung Merapi meletus tahun 2005 (1930 terhebat)

(3) Gunung Kelud meletus tahun 1919

(4) Gunung Galunggung meletus tahun 1982

(5) Gunung Tambora meletus tahun 1815

(6) Gunung Agung meletus tahun 1962

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

125125

125125

125

3)3)

3)3)

3)

DataranDataran

DataranDataran

Dataran

Berdasarkan ketinggiannya,dataran dibedakan seperti berikut.

a)

Dataran rendah

Dataran rendah adalah daerah yang rendah dan landai. Pada umumnya ketinggian

daerah tersebut kurang dari 100 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah dapat

berbentuk rata atau bergelombang lemah. Adapun jenis-jenis dataran rendah dari hasil

endapan adalah dataran alluvial, dataran banjir, dan dataran delta.

b)

Dataran tinggi

Dataran tinggi adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama lebih tinggi

dari daerah sekitarnya dan terbentuk dari lapisan-lapisan batuan yang horizontal (disebut

juga plateau). Dalam pengertian geomorfologi (ilmu tentang bentuk muka bumi atau bentuk

landscape), plateau adalah suatu daerah yang mempunyai ketinggian sama sebagai akibat

adanya pengangkatan dan struktur batuannya horizontal dan berlapis-lapis.

Contoh dataran tinggi adalah Dataran Tinggi (Plateau) Wonosari (DIY), Plateau

Jampang (Jawa Barat), Plateau Bandung, Plateau Dieng (Jawa Tengah), Plateau Sentral

(Perancis), Plateau Australia Barat, Plateau Dekan, Plateau Gayo, Plateau Toba, Plateau

Ranah, Plateau Alas dan Plateau Malang.

Sebutkan jenis potensi yang dapat dikembangkan di kawasan dataran tinggi dan

aspek bencana apa yang mungkin bakal terjadi di kawasan tersebut! Carilah referensi

yang mendukung tugas ini!

c)

Lembah

Lembah merupakan ledokan atau basin (daerah rendah) yang terletak di antara dua

pegunungan atau dua gunung. Lembah di daerah pegunungan lipatan disebut lembah

sinklinal. Lembah di pegunungan patahan disebut graben atau slenk, dan lembah di daerah

yang bergunung-gunung disebut lembah antarpegunungan. Jika lembah itu cekung seperti

mangkuk, disebut basin. Jadi, lembah adalah daerah yang mempunyai kedudukan lebih

rendah jika dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Contohnya Lembah Serayu, Lembah

Sindoro Sumbing, Lembah Sianok, dan Basin Wonosari.

d)

Cekungan

Cekungan adalah bentuk muka bumi yang membentuk ledokan (seperti mangkok).

Bagian yang rendah pada suatu cekungan disebut dasar cekungan, yang dikelilingi oleh

bagian pegunungan yang miring. Skala cekungan dari beberapa km hingga puluhan kilo-

meter.

e)

Lipatan

(Fold)

Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan

tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastik. Lipatan terjadi karena adanya tenaga

endeogen yang bekerja pada satu garis dalam lapisan sedimen dengan tekanan tangensial

(arah horizontal). Akibat tekanan tangensial terjadi pelengkungan pada lapisan sedimen.

Pada awalnya, tekanan in menyebabkan terbentuknya lipatan simetri/tegak. Lapisan yang

melengkung mungkin membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal

dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal.

Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal

yang oleh

J.H.F.Umgrove

J.H.F.Umgrove

J.H.F.Umgrove

J.H.F.Umgrove

J.H.F.Umgrove disebut idiogeosinklinal.

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

126126

126126

126

Beberapa tipe lipatan.

(1) Lipatan tegak/simetri (

Symmetrical folds

), yaitu suatu lipatan yang bidang sumbunya

mempunyai jarak yang sama terhadap kedua sayapnya atau lipatan yang bidang

sumbunya dapat membagi lipatan tersebut menjadi dua bagian yang sama.

(2) Lipatan miring (

Asymmetrical folds

), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama

atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial.

(3) Lipatan reban (

overturned folds

), yaitu lipatan reban ini terjadi karena arah tenaga hori-

zontal yang berasal dari satu arah atau dominan dari satu arah saja.

(4) Lipatan kelopak, adalah lipatan yang mempunyai bidang aksial rebah dan horizontal.

(5) Lipatan isoklinal, adalah lipatan yang terjadi secara intensif, di mana dalam jarak yang

sangat dekat terdapat banyak sekali antiklin.

f)

Patahan

(Fault)

Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh tenaga

horizontal dan atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak plastis. Daerah retakan

seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, berubah dari

keadaan semula, kadang bergeser pula dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah

terjadi retakan bagian-bagiannya tetap di tempat.

Tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertikal dapat

menyebabkan lapisan kulit bumi menjadi retak atau patah. Bidang tempat retak atau

patahnya kulit bumi itu disebut bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami

pergeseran disebut

fault

atau

sesar.

Pergeseran di daerah patahan mungkin vertikal, mungkin mendatar, mungkin pula

miring, bergantung kepada arah tenaga penyebabnya. Penyebabnya dapat berupa tarikan,

artinya dua tenaga yang saling menjauh, mungkin juga berupa tekanan.

Beberapa jenis sesar, antara lain adalah sebagai berikut.

(1) Sesar mendatar, yaitu sesar yang tegak lurus

dengan pergeseran horizontal walaupun ada

sedikit gerak vertikal.

(2) Sesar naik dan sesar turun. Apabila gejala

pensesaran yang atap sesarnya bergeser relatif

turun terhadap alas sesar disebut sesar turun/

sesar normal/sesar biasa. Gejala pensesaran

yang atap sesarnya seakan-akan bergerak

ke atas (vertikal) disebut sesar naik/reverse faults atau thrust. Jika jarak pergeseran

itu sangat kecil sehingga seakan-akan belum terjadi patahan, akan terbentuk sebuah

kedik yang disebut fleksur.

(3) Graben dan horst, yaitu sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua bidang sesar

yang hampir sejajar dan panjang. Bagian yang meninggal atau muncul terhadap daerah

sekitarnya disebut horst/pematang/lurah sesar/sembul.

Gambar 8.9

Gambar 8.9

Gambar 8.9

Gambar 8.9

Gambar 8.9 Horst dan Graben sadium dewasa

Di Indonesia terdapat juga gejala horst dan graben, misalnya di Semangko (Sumatra)

dan Piyungan (Yogyakarta). Lembah Rhein adalah contoh graben yang terkenal di

Gambar 8.8

Gambar 8.8

Gambar 8.8

Gambar 8.8

Gambar 8.8 (A) Sesar dekstral (B) Sesar

sinistral

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

127127

127127

127

Eropa Barat, sedangkan Vogezen dan Schwarzwald merupakan horstnya. Graben di

Afrika Timur dikenal dengan nama Graben Afrika Timur. Lembah Jordan dan Laut

Mati juga merupakan graben, sedangkan Dataran Tinggi Judea dan Trans Jordania

sebagai horstnya.

(4) Pegunungan patahan

(Block Montain)

Block Mountain timbul akibat dari tenaga endogen

berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naik,

ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring

sehingga terjadilah satu komplek pegunungan patahan

yang terdiri atas balok-balok litosfer yang disebut dengan

block mountain.

(5) Sesar tangga

(Step Faulting)

Seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan

yang sama disebut step faulting. Step faulting ialah sesar

bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang mengandung

banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.

b.b.

b.b.

b.

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Dasar Laut

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Dasar Laut

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Dasar Laut

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Dasar Laut

Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Dasar Laut

Perbedaan tinggi rendahnya dasar laut disebut relief

dasar laut. Oleh karena itu, dasar laut yang tinggi

menyebabkan laut tidak dalam. Bila dasar laut rendah,

maka laut menjadi dalam. Dahulu orang menduga bahwa

relief dasar laut merupakan relief homogen yang terdiri atas dataran dengan relief yang

lemah. Akan tetapi, dengan perkembangan ilmu geologi submarine, makin banyak dikenal

relief dasar laut yang sebenarnya.

Lautan di Indonesia mempunyai kedalaman yang berbeda-beda. Ada yang dalamnya

kurang dari 200 meter, misalnya laut-laut yang terletak di Dangkalan Sunda seperti laut

Jawa, Laut Cina Selatan, dan di Dangkalan Sahul seperti Laut Arafuru. Ada yang dalamnya

mencapai ribuan meter, yaitu laut-laut yang terletak di laut Tengah Australia-Asia yang

terletak di antara dua dangkan tersebut, seperti Laut Banda, Laut Flores, Laut Seram, Laut

Maluku, Laut Sulawesi, Laut Makassar dan sebagainya. Juga lautan Indonesia yang terletak

di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa dalam sekali. Diduga dalamnya lebih

dari 3000 meter. Trog Sunda yang terletak di selatan Pulau Jawa dalamnya mencapai 7.000

meter.

Relief dasar laut sangat beraneka ragam, antara lain sebagai berikut.

1)1)

1)1)

1)

Dangkalan (Shelf)

Dangkalan (Shelf)

Dangkalan (Shelf)

Dangkalan (Shelf)

Dangkalan (Shelf)

Shelf, yaitu bagian dari benua dengan lereng yang tidak begitu curam. Letaknya di

dekat pantai atau di tepi benua dan tergenang air laut kurang dari 200 meter. Shelf ialah

relief dasar laut paling tepi, yang mengalami penurunan landai mulai dari pantai ke arah

tengah lautan, kemiringan ke arah laut umumnya kurang dari satu derajat. Di beberapa

lembah sungai, shelf ini merupakan bukti bahwa suatu ketika shelf ini merupakan massa

daratan yang kemudian tenggelam.

Lebar dangkalan antara 0 sampai 1.200 km terhitung dari garis pantai. Dangkalan

yang luas terdapat di bagian barat Indonesia (Dangkalan Sunda), bagian timur Indonesia

(Dangkalan Sahul), Dangkalan Laut Utara (antara Inggris dengan daratan Eropa),

Dangkalan Korea (Laut Kuning), dan Dangkalan Laut Barents (Pantai Arktik Eropa).

Keberadaan shelf sangat penting untuk perikanan, sebab syarat hidup ikan dan plank-

ton terpenuhi, antara lain:

Gambar 8.10

Gambar 8.10

Gambar 8.10

Gambar 8.10

Gambar 8.10 Block mountain

Sumber: www.um-tokyo.ac.jp

Gambar 8.11

Gambar 8.11

Gambar 8.11

Gambar 8.11

Gambar 8.11 Macam patahan yang

membentuk step faulting

Sumber: Katili dan Marks (1963)

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

128128

128128

128

a)

Sinar matahari dapat menembus sampai kedalaman 200 m.

b)

Plankton adalah makanan utama untuk ikan-ikan.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar laut Jawa dalamnya tidak lebih dari 60 meter

bahkan ada yang hanya 20 meter.

Gambarlah peta Kepulauan Indonesia, lalu buatlah batas-batas Paparan Sahul, Sunda,

dan zona peralihan. Berilah warna yang berbeda di antara paparan itu. Kumpulkan

pada gurumu untuk dinilai!

2)2)

2)2)

2)

The DeepThe Deep

The DeepThe Deep

The Deep

The deep adalah dasar laut yang menjorok ke bawah sehingga letaknya lebih rendah

daripada daerah sekitarnya. Kedalaman the deep ini mencapai ribuan meter. Sesuai dengan

bentuknya, the deep dibedakan mejadi dua macam, yaitu palung laut dan basin.

a)

Palung Laut (

Trog

)

Palung laut ialah lembah yang dalam, sempit, dan memanjang di dasar laut.

Tepinya atau tebingnya sangat curam, ini terjadi karena lipatan kulit bumi atau patahan

kulit bumi, misalnya: Trog Sunda di selatan Pulau Jawa (dalamnya 7.450 m), Trog

Mindanau sebelah timur Pilipina (dalamnya 10.830 m), Trog Puerto Rico (dalamnya

9.175 m) dan Palung Bartlet (dalamnya 7.204 m)

b)

Basin (Lubuk Laut atau Ledok Laut)

Bentuk basin membulat atau agak memanjang, potongan melintangnya berbentuk

huruf U karena memiliki tebing yang curam dan dasar yang mendatar, misalnya: lubuk

laut di Eropa Barat, Canary, Cape Verde, New Foundland, Carribea, Mediterania, Teluk

Mexico. Contoh di Indonesia, misalnya: Lubuk Laut Sulu (5.000 m), Lubuk Laut

Halmahera (2.030 m), Lubu Laut Sulawesi (6.220 m), Lubuk Laut Aru

(3.680 m),

Lubuk laut Sangihe (3.820 m)

3)3)

3)3)

3)

Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)

Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)

Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)

Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)

Punggung Laut dan Ambang Laut (Drempel)

Punggung laut ialah pegunungan di dasar laut yang punggungnya muncul di atas

permukaan laut. Dua punggung pegunungan yang sejajar serta membelok dari Kepulauan

Nusa Tenggara ke Maluku yaitu Punggung Laut Siboga.

a)

Punggung laut yang membentuk dari Pulau Wetar sampai ke Kepulauan Banda disebut

Kepulauan Barat Daya.

b)

Punggung laut yang membentuk dari Kepulauan Leti sampai Pulau Seram disebut

Kepulauan Selatan Daya.

Jika punggung laut tersebut tidak sampai ke

atas permukaan laut disebut ambang laut. Baik

punggung laut maupun ambang laut

memisahkan dua laut yang dalam. Biasanya

ambang laut itu mempengaruhi suhu dan kadar

garam terutama di dasar laut.

Contohnya: Ambang Laut Sulu (400 m), Ambang Laut Sulawesi (1.400 m), Ambang Laut

Halmahera (700 m), Ambang laut Aru (1.480 m), Ambang Laut Sangihe (2.050 m).

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Gambar 8.12

Gambar 8.12

Gambar 8.12

Gambar 8.12

Gambar 8.12 Bentu-bentuk dasar laut

Sumber: www.alamleonika.co.id

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

129129

129129

129

4)4)

4)4)

4)

Gunung Laut (

Gunung Laut (

Gunung Laut (

Gunung Laut (

Gunung Laut (

SeamountsSeamounts

SeamountsSeamounts

Seamounts

))

))

)

Gunung laut ialah gunung yang kakinya mulai dari

dasar laut, kadang-kadang puncaknya tinggi menjulang di

atas permukaan air laut seperti Gunung Krakatau di Selat

Sunda. Tetapi ada juga yang puncaknya di bawah

permukaan laut, misalnya : gunung api yang terdapat di

Laut Banda.

5)5)

5)5)

5)

Plato Submarin

Plato Submarin

Plato Submarin

Plato Submarin

Plato Submarin

Plato submarin adalah bentukan positif yang

mempunyai puncak relatif datar. Contoh Plato Albatros di

Samudra Pasifik, Plato Seychelles di Samudra Hindia, dan Plato Azores di Samudra Atlantik

Utara.

6)6)

6)6)

6)

Punggungan (

Punggungan (

Punggungan (

Punggungan (

Punggungan (

RidgeRidge

RidgeRidge

Ridge

))

))

)

Punggungan (

ridge

) bentuknya positif mempunyai lerang yang curam, memanjang

dan sempit serta bertopografi kasar, hampir serupa dengan gunung-gunung di daratan,

contohnya : puncak

sistem ridge

di tengah-tengah samudera Atlantik yang tingginya

mencapai 1 – 4 km di atas dsaar laut yang memanjang dari Pulau Iceland sampai Tanjung

Harapan.

7)7)

7)7)

7)

Cembungan (

Cembungan (

Cembungan (

Cembungan (

Cembungan (

Rise Rise

Rise Rise

Rise

atauatau

atauatau

atau

Swell Swell

Swell Swell

Swell

))

))

)

Cembungan (

rise

atau

swell

) adalah bentukan positif dengan ukuran panjang dan lebar

(luas), lebih tinggi dari dasar laut rata-rata di sekitarnya. Contohnya swell Hawaii yang

mencembung dengan halus, panjangnya 3.500 km dan lebarnya 1.000 km. Di atasnya

tumbuh kubah vulkan tempat Pulau Hawaii berdiri.

8)8)

8)8)

8)

Lereng Kontinen

Lereng Kontinen

Lereng Kontinen

Lereng Kontinen

Lereng Kontinen

Lereng kontinen adalah bidang miring yang membatasi

dangkalan kontinen. Kemiringannya antara 1

O

sampai 25

O

,

mulai dari tepi dangkalan benua ke arah laut lepas, mulai

dari kedalaman 200 meter sampai 1.800 meter. Melihat bukti

yang mendukung, proses terjadinya lereng kontinen itu

sebagai hasil sedimentasi dan sebagai sesar.

9)9)

9)9)

9)

Laut Dalam

Laut Dalam

Laut Dalam

Laut Dalam

Laut Dalam

Laut dalam adalah laut yang dalamnya lebih dari 200

m. di Indonesia ada beberapa laut dalam, misalnya Laut

Banda, Lautan Indonesia.

10)10)

10)10)

10)

Lantai suatu Lautan

Lantai suatu Lautan

Lantai suatu Lautan

Lantai suatu Lautan

Lantai suatu Lautan

Lantai dari lautan kebanyakan tertutup lapisan sedimen atau endapan. Cekungan-

cekungan, serta bentuk penonjolan yang ada pada dasar lautan tertutup oleh endapan-

endapan.

11)11)

11)11)

11)

Bendul Laut

Bendul Laut

Bendul Laut

Bendul Laut

Bendul Laut

Bendul laut adalah gunung-gunung kecil di dasar laut. Apabila gunung tersebut tinggi

dan tersembul di permukaan air laut dinamakan pulau (Pulau Oceanis).

12)12)

12)12)

12)

PantaiPantai

PantaiPantai

Pantai

Perbatasan antara daratan dan lautan dinamakan pantai. Bentuk daratan di pantai

mengalami perubahan akibat sedimentasi dari darat maupun dari laut atau akibat

pengikisan air laut.

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13 Contoh gunung laut

Sumber: www.indiana.edu

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13

Gambar 8.13 Relief dasar S. Pasifik

Sumber: www.divediscovery.whoi.edu

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

130130

130130

130

Ada beberapa bentukan permukaan bumi di pantai, antara lain sebagai berikut.

(a) Tanjung

Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Jika menjoroknya sangat jauh,

disebut semenanjung. Tanjung sering disebut dengan ujung. Contohnya Tanjung Cina,

Ujung Wetan (Blambangan), Ujung Kulon, Tanjung Kerawang, Tanjung Harapan, dan

Semenanjung Malaka.

(b) Teluk

Teluk adalah bagian laut yang masuk ke arah darat. Contohnya Teluk Penyu, Teluk

Baron, Teluk Jakarta, Teluk Persi, dan Teluk Donggala.

(c) Cliff

Cliff yaitu pantai yang curam atau terjal. Terjadinya karena daerah itu pernah

mengalami pengangkatan sehingga terjadi perbedaan yang besar antara daratan dan

laut. Pantai cliff merupakan tempat yang sangat baik untuk bersarang burung-burung

wallet. Sarang burung wallet ini harganya cukup mahal. Contohnya pantai cliff di

daerah Parangtritis, Rongkop (DIY), dan Karangbolong (Jawa Tengah).

(d) Pantai Berteras atau Pantai Bertingkat

Pantai berteras atau pantai bertingkat adalah pantai yang terjadi akibat daerah itu

mengalami pengangkatan berkali-kali.

(e) Tombolo

Tombolo adalah suatu hasil endapan material pasir dan kerikil yang menghubungkan

suatu pulau kecil pada pantai yang dangkal dengan daratan.

(f) Nehrung

Nehrung adalah suatu endapan material pasir dan kerikil, yang diendapkan oleh air

laut di pantai dangkal, sehingga merupakan dinding pemisah antara laut dengan darat.

Jadi merupakan beting pantai yang memisahkan antara daratan dan laut.

(g) Pulau Karang

Pulau karang atau pulau koral ialah pulau yang terbentuk dari koloni binatang yang

hanya dapat hidup pada temperatur dan kedalaman laut tertentu.

Contoh pulau karang ialah Kepulauan Tukang Besi di Sulawesi Selatan dan Kepulauan

Seribu di Teluk Jakarta. Cincin besar yang terbentuk dari beberapa pulau karang yang

berkelompok dinamakan atol, misalnya Pulau Macan di Indonesia. Laguna ialah bagian

dari laut dangkal yang terdapat di tengah-tengah atol. Menurut teori yang

dikemukakan oleh Charles Darwin, atol terjadi akibat pulau yang tenggelam secara

perlahan-lahan.

Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan

kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksi antara manusia dengan

lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

1.1.

1.1.

1.

Identifikasi Objek Studi Geografi

Identifikasi Objek Studi Geografi

Identifikasi Objek Studi Geografi

Identifikasi Objek Studi Geografi

Identifikasi Objek Studi Geografi

Studi geografi meliputi gejala alam atau fisik dan gejala insani atau sosial. Oleh karena

itu, secara garis besar geografi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu geografi fisis (

physi-

cal geography

) dan geografi manusia (

human geography

). Geografi fisis mempelajari aspek-

aspek fisik, misalnya batuan, mineral, relief muka bumi, cuaca dan iklim, air, tumbuhan,

serta hewan. Geografi sosial mempelajari aspek-aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

POLPOL

POLPOL

POL

A DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI

A DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI

A DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI

A DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI

A DAN BENTUK OBJEK GEOGRAFI

BB

BB

B

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

131131

131131

131

Jadi sasaran atau kajian studi ilmu geografi adalah semua fenomena yang terjadi di

permukaan bumi (fenomena geosfer) baik yang bersifat alami maupun fenomena sosial

budaya. Geografi melakukan pendekatan pada objek-objek studinya melalui dua

pendekatan.

a.

Pendekatan Topikal (

Topical Geography

)

Apabila menggunakan pendekatan topical, harus dikaji variabel atau rangkaian antara

sesama aspek fisik. Variabel yang berbeda dari suatu tempat ke tempat yang lainnya

kemudian dikaji tentang faktor mana yang mempengaruhi pola keruangan (persebarannya),

pola distribusi di mana terjadi keterkaitan antara dua variabel atau lebih.

Contoh : antara aspek fisik dan aspek sosial, misalnya hubungan antara bentuk lahan dengan

kepadatan permukaan dan ketersediaan utilitas.

b.

Pendekatan Region

Bumi telah terbagi-bagi dalam beberapa wilayah (region), di mana tiap region akan

mempunyai sifat-sifat khas yang tertentu pula.

Contoh: antara aspek manusia dengan aspek fisik, misalnya keterkaitan penerapan sistem

berladang oleh petani dengan tingkat kesuburan tanah.

2.2.

2.2.

2.

Gejala Geografi dalam Kehidupan

Gejala Geografi dalam Kehidupan

Gejala Geografi dalam Kehidupan

Gejala Geografi dalam Kehidupan

Gejala Geografi dalam Kehidupan

Beberapa gejala alam yang mempengaruhi kehidupan manusia antara lain iklim, gempa

bumi, vulkanisme, dan bentuk medan atau bentuk permukaan bumi. Masing-masing gejala

alam itu mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap kehidupan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita jumpai berbagai gejala geosfer antara lain

sebagai berikut.

a.

Musim penghujan dan musin kemarau sangat berpengaruh terhadap hidup atau

matinya tanaman semusim. Selanjutnya hal ini mempengaruhi aktivitas petani. Pada

musim kemarau, petani menanam palawija dan pada musim penghujan petani

menanam padi.

b.

Turunnya satwa dan keringnya mata air di kawasan gunung api menandakan akan

terjadinya peningkatan aktivitas vulkanisme (gunung api akan meletus)

c.

Naiknya atau turunnya permukaan air sumur tiba-tiba yang sepintas kilas tidak tampak

terkait langsung dengan gempa bumi

d.

Pengaruh bentukan muka bumi (relief) terhadap pola-pola permukiman penduduk

e.

Pengaruh persebaran jenis tanah, terkait erat dengan jenis tanaman yang ditanam

f.

Pengaruh angin darat dan angin laut terhadap aktivitas penangkapan ikan laut oleh

para nelayan tradisional.

Sebutkan lagi empat gejala geosfer yang dapat kalian amati sehari-hari! Ulaslah untuk

masing-masing gejala dengan pendekatan geografi. Tulislah jawabanmu dalam

bentuk tulisan. Serahkan pada gurumu untuk menilai!

Dalam memandang gejala-gejala alam yang ada, geografi membagi dalam beberapa

kajian yang ada, yaitu sebagai berikut.

a.

Kajian litosfer, antara lain mempelajari tentang bentuk-bentuk permukaan bumi,

proses-proses yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukan bumi,

pengorganisasian wilayah di daratan, perairan, dan di udara.

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

132132

132132

132

b.

Kajian hidrosfer meliputi jumlah, mutu, persebaran, dan peristiwa-peristiwa yang

berhubungan dengan air.

c.

Kajian atmosfer meliputi cuaca dan iklim.

d.

Kajian biosfer meliputi sejarah, pertumbuhan, dan persebaran kehidupan.

e.

Kajian antroposfer meliputi jumlah dan persebaran serta bentuk-bentuk hubungan

timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

Sedangkan lingkungan kemanusiaan selalu mengalami perubahan yang bersifat kreatif

dan berkembang secara cepat. Adapun lingkungan di sini meliputi lingkungan sosial,

budidaya, bentang lahan dan masyarakatnya. Lingkungan sosial adalah segala sesuatu

yang meliputi faktor-faktor kebiasaan, kepercayaan, tradisi dan hukum yang berlaku.

Bentang lahan budidaya adalah segala sesuatu yang meliputi hutan buatan, perkebunan,

persawahan, peternakan dan segala sesuatu buatan manusia.

3.3.

3.3.

3.

Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi P

Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi P

Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi P

Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi P

Keterkaitan antara Corak Kehidupan dan Kegiatan Ekonomi P

enduduk dengan Bentuk

enduduk dengan Bentuk

enduduk dengan Bentuk

enduduk dengan Bentuk

enduduk dengan Bentuk

Muka BumiMuka Bumi

Muka BumiMuka Bumi

Muka Bumi

Bentuk muka bumi memperlihatkan kenampakan (dataran pantai, dataran rendah,

dataran tinggi, dan kawasan pegunungan) hal ini diakibatkan oleh aktivitas tenaga eksogen

dan endogen yang bekerja di bumi. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa seluruh aktivitas

kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh bentu-bentuk muka bumi di mana mereka

berada (bermukim) baik meliputi corak kehidupan dan kegiatan ekonomisnya.

Di bawah ini akan dijabarkan tentang beberapa corak kehidupan di berbagai daerah

yang bentuk-bentuk muka buminya berbeda-beda.

a.a.

a.a.

a.

Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Corak Kehidupan Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Keberadaan bentuk muka bumi yang beragam dapt menimbulkan keragaman corak

kehidupan penduduk yang ada. Namun juga bisa terjadi pada suatu bentuk muka bumi

yang sama, namun faktor-faktor fisik yang lain berbeda, corak kehidupan penduduknya

pun jadi berbeda pula. Sebagai gambaran adanya keragaman corak kehidupan yang timbul

akibat adanya pengaruh bentuk muka bumi yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

1)1)

1)1)

1)

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Pantai

Kehidupan penduduk di kawasan dataran pantai meskipun sama-sama tinggal di tepi

pantai pun akan berbeda-beda. Sebagai contoh, corak kehidupan penduduk yang tinggal

di tepi pantai yang curam dan berombak besar akan berbeda dengan corak kehidupan

penduduk di tepi pantai yang landai dan ombak lautnya yang tenang.

Oleh sebab itu kawasan pantai utara Jawa yang relatif landai dan ombaknya tenang

relatif dikembangkan sebagai sawah pasang surut, tambak ikan dan udang, juga

berkembang dermaga-dermaga baik kecil dan sedang, bahkan berkembang pelabuhan-

pelabuhan besar (Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas).

Sedangkan di kawasan Pantai Selatan Jawa dengan kondisi ombak yang besar dan

kawasan pantai yang berdinding terjal sulit dikembangkan sebagai kawasan pelabuahn

atau dermaga. Kondisi laut dan perairan yang relatif lebih menantang di kawasan pantai

Jawa bagian utara juga membawa konsekuensi sebagai berikut.

a

)

Rata-rata para nelayan di Jawa selatan memiliki keberanian yang tinggi dalam

mengarungi samudra yang lebih berbahaya daripada laut Jawa yang relatif tenang di

Jawa bagian utara.

b)

Perahu-perahu nelayan di kawasan pantai selatan Jawa rata-rata baknya lebih lancip

dan panjang, bercadik, dan dilengkapi dengan layar yang relatif lebih kecil. Sedangkan

perahu-perahu nelayan di kawasan pantai utara Jawa ukuranya relatif besar, tanpa

cadik, dan ukuran layarnya juga besar.

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

133133

133133

133

2)2)

2)2)

2)

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Rendah

Wilayah dataran rendah adalah meliputi daerah pantai sampai pada ketinggian sekitar

700 meter di atas permukaan laut merupakan suatu kawasan konsentrasi penduduk, hal

ini diakibatkan sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan bisa dimaksimalkan

untuk dikembangkan di wilayah dataran rendah.

Bentuk wilayah yang relatif datar juga dimungkinkan untuk pengemban prasarana

transportasi berupa jalan raya dan jalan kereta api secara optimal, sehingga di kawasan

dataran rendah aktivitas perekonomian penduduk dapat berjalan lancar. Oleh karena itu

kota-kota yang ada di Indonesia lengkap dengan segala fasilitas sosial seperti pusat

perbelanjaan, pusat pemerintahan sarana pendidikan yang lebih banyak di dataran rendah.

Wilayah dataran rendah cukup potensial dilihat dari sektor pertanian, transportasi,

pemukiman, dan perindustrian. Tentu saja potensi ini akan lebih baik jika diikuti kondisi

cuaca dan iklim serta kualitas tanah yang baik. Corak kehidupan penduduk (pemukiman)

adalah bercorak memusat.

3)3)

3)3)

3)

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Corak Kehidupan Penduduk di Dataran Tinggi

Dataran tinggi umumnya merupakan wialayah yang beriklim sejuk dengan cadangan

air yang sudah banyak berkurang. Rumah-rumah terbuat dari kayu-kayu keras, bambu,

ataupun batu-bata. Dipakai bahan-bahan tersebut adalah untuk menghindari pengaruh

iklim yang perbedaannya sangat menyolok terutama pada kawasan pedalaman.

Namun pada dataran tinggi tanaman budidayanya akan berbeda-beda tergantung pada

iklim, cuaca setempat, jenis tanaman setempat, dan ketersediaan transportasi. Corak

pemukiman di dataran tinggi tidak lagi memusat seperti dataran rendah, tetapi sudah

mulai terpencar mendekati lahan-lahan pertanian mereka. Metode terasering sering

diterapkan oleh penduduk untuk menghindari kerusakan lahan pertanian akibat erosi,

sehingga laju aliran air yang dapat mengikis lapisan tanah dapat dikurangi.

4)4)

4)4)

4)

Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Corak Kehidupan Penduduk di Daerah Pegunungan

Daerah pegunungan mempunyai corak kehidupan penduduknya yang khas.

Persediaan air yang relatif sedikit membuat terjadinya konsentrasi pemukiman penduduk

pada lembah-lembah dan alur sungai. Hal ini terjadi karena penduduk berusaha agar

memperoleh sumber air yang relatif lebih mudah didapat di daerah tersebut. Ladang-ladang

yang diusahakan penduduk biasanya terletak di daerah lembah pegunungan.

Sungai-sungai yang ada dipergunakan untuk keperluan sehari-hari (MCK) dan tidak

dipergunakan untuk budidaya karena arusnya deras dan erosinya berkembang secara

intensif. Kesulitan yang paling berpengaruh di kawasan ini adalah dari segi transportasi,

keadaan jalan yang tidak rata, naik turun, dan sempit yang menyebabkan hubungan antara

dua buah desa jadi terhambat.

b.b.

b.b.

b.

Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Kaitan Kegiatan Ekonomi Penduduk dengan Bentuk Muka Bumi

Tidak hanya corak kehidupan penduduk saja yang dipengaruhi oleh bentuk muka

bumi namun juga meliputi kegiatan ekonomi penduduknya. Untuk lebih jelasnya akan

diterangkan keterkaitan kegiatan ekonomi penduduk dengan bentuk muka bumi berikut.

1)1)

1)1)

1)

Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Kegiatan Penduduk di Dataran Pantai

Untuk kawasan pantai dengan ombak dan arus yang besar (kawasan pantai selatan

Jawa) serta pantai yang berdinding curam menyebabkan aktivitas perikanan dan melaut

tidak berkembang seperti di kawasan pantai yang landai dengan gelombang yang relatif

tenag (kawasan pantai utara Jawa). Oleh karena itu di kawasan pantai dengan ombak dan

arus yang besar mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan hanya untuk pekerjaan

sampingan, sedangkan pekerjaan utamanya adalah bertani dan berkebun. Mereka hanya

melaut pada saat-saat tertentu di mana gelombang laut tidak begitu tinggi.

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

134134

134134

134

Sedangkan di kawasan pantai dengan relief landai dan gelombang yang tenang, mata

pencaharian nelayan adalah merupakan pekerjaan utama. Pekerjaan sampingan mereka

adalah sebagai petani garam dan perikanan tambak (udang dan bandeng). Kawasan dataran

pantai juga merupakan kawasan yang cocok untuk dijadikan areal perkebunan kelapa serta

pisang, sebab tanaman tersebut dapat tumbuh subur dengan suhu udara tinggi.

Kawasan pantai biasanya memiliki pemandangan yang indah dan dapat dikembangkan

untuk pariwisata bahari. Contoh wilayah dataran pantai yang dikembangkan sebagai

kawasan wisata bahari.

a)

Pantai Parangtritis di Yogyakarta

b)

Pantai Teleng Ria di Teluk Pacitan Jawa Timur

c)

Pantai Ancol Binaria di Kepulauan Seribu di DKI Jakarta

d)

Pantai Pelabuhan Ratu di Jawa Barat

e)

Pantai Anyer dan Pangandaran di Jawa Barat

Di wilayah kawasan wisata bahari inilah penduduk setempat seringkali

mengembangkan industri kerajinan rakyat sebagai cindera mata bagi para wisatawan,

membuka restoran, membuka hotel dan penginapan.

2)2)

2)2)

2)

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Rendah

Daerah dataran rendah memiliki cadangan air yang cukup serta didukung oleh iklim

yang cocok adalah merupakan potensi alam yang sangat membantu untuk dapat

dikembangkan menjadi kawasan pertanian, khussunya sawah dengan irigasi teknis. Kondisi

semacam ini sesuai dengan kondisi penduduk Indonesia yang agraris, contohnya di daerah

Cikampek, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Subang, dan Indramayu yang merupakan

kawasan lumbung padi di Pulau Jawa yang terdapat di dataran rendah.

Selain dikembangkan sebagai pertanian (khususnya padi) kawasan dataran rendah

juga dikembangkan sebagai kawasan perkebunan tebu (bahan utama untuk membuat gula

pasir) yang diusahakan dalam jumlah besar. Contoh perkebunan tebu yang ada di Jawa

Tengah (Pemalang, Brebes, Tegal, Pekalongan), di Jawa Timur di daerah Jatiroto, dan di

Jawa Barat terdapat di daerah Cirebon.

3)3)

3)3)

3)

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Dataran Tinggi

Dengan mengandalkan iklim sejuk dan memperhatikan jumlah cadangan air yang

semakin berkurang, maka sistem pertanian yang diusahakan adalah sistem pertanian lahan

kering dan hortikultura, seperti buah-buahan, sayur mayur, dan tanaman hias. Budidaya

perkebunan khas di dataran tinggi adalah tanaman karet dan kopi.

Karena keterbatasan air, maka areal sawah yang diusahakan adalah jenis sawah tadah

hujan yang penggarapannya tergantung dari curah hujan atau pun sistem ladang (huma)

dengan jenis padi gebug/padi gogo.

4)4)

4)4)

4)

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Kegiatan Ekonomi Penduduk di Kawasan Pegunungan

Pemerintah memanfaatkan kawasan pegunungan ini untuk areal hutan (baik hutan

lindung maupun hutan produksi). Hutan produksi adalah jenis hutan yang dibudidayakan

untuk keperluan-keperluan ekonomis dan sekaligus menjaga kelestarian hidup. Sedangkan

hutan lindung adalah jenis hutan yang berfungsi untuk menjaga kelestarian hidup saja. Di

Indonesia jenis kayu yang ditanam pada kawasan hutan lindung adalah pinus, meranti,

dan albozia (sengon).

Sedangkan untuk kawasan perkebunan kawasan pegunungan dibudidayakan tanaman

teh dan kina. Banyak penduduk di kawasan-kawasan perkebunan bekerja sebagai buruh

perkebunan. Contoh: perkebunan teh di kawasan puncak di daerah Bogor, Jawa Barat yang

buruh pemetiknya adalah penduduk di sekitar perkebunan teh tersebut.

Bab 8 Pemanfaatan Peta untuk Mengetahui Pola dan Bentuk Muka Bumi

135135

135135

135

Bentuk-bentuk muka bumi dapat diamati pada peta.

Dalam peta terdapat simbol garis, titik/dot, batang,

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian

sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding tertentu.

Bentuk-bentuk muka bumi ada dua, yaitu sebagai berikut.

1. Bentuk muka bumi daratan, meliputi pegunungan, gunung, dan dataran,

2. Bentuk-bentuk muka bumi di dasar laut, seperti dangkalan, the deep, punggung

laut, gunung laut, plato submarine, punggungan, cembungan, lereng kontinen, laut

dalam, lantai suatu lautan, bentul laut, pantai.

Identifikasi pbjek geografi meliputi dua hal, yaitu geografi fisis/physical geography)

dan geografi manusia (human geography).

Beberapa gejala alam yang mempengaruhi kehidupan manusia antara lain iklim, gempa

bumi, vulaknisme, dan bentuk medan atau permukaan bumi.

Bentuk muka bumi berpengaruh terhadap corak kehidupan yang dilakukan oleh

penduduk yang tinggal di tempat tersebut.

Kehidupan di daerah dataran pantai adalah untuk kegiatan : pelabuhan,) tambak/

payau, industri garam, dan sawah pasang surut.

Kehidupan di dataran rendah adalah untuk berbagai kegiatan penduduk, antara lain

peternakan, pertanian, industri, dan tegalan.

Kehidupan di dataran tinggi adalah untuk berbagai kegiatan penduduk, antara lain:

hortikultura, permukiman, peternakan, dan sawah tadah hujan.

Kehidupan di daerah pegunungan adalah untuk berbagai kegiatan penduduk, antara

lain: pertanian, hortikultura, dan perkebunan

A.A.

A.A.

A.

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

1.

Simbol yang paling baik untuk menunjukkan perbandingan kuantitatif suatu data

adalah ....

a. simbol luasan

c.

simbol batang

b. simbol garis

d. simbol dot

2.

Jarak vertikal antara dua garis kontur yang berurutan disebut ....

a. interval kontur

c.

skala kontur

b. indeks kontur

d. garis kontur

3. Garis-garis yang berada di peta guna menunjukkan sekaligus menghubungkan tempat-

tempat yang memiliki deklinasi magnetik yang sama disebut ....

a. isogone

c.

isobar

b. isohyet

d. garis kontur

4. Batas bawah suatu profil topografi disebut ....

a. cross line

c.

end line

b. base line

d. section line

5. Pegunungan menengah, mempunyai kisaran perbedaan tinggi antara ....

a. 200 – 5000 m

c.

0 – 200 m

b. 500 – 1.500 m

d. > 1.500 m

RangkumanRangkuman

RangkumanRangkuman

Rangkuman

EvaluasiEvaluasi

EvaluasiEvaluasi

Evaluasi

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

136136

136136

136

6. Dataran yang terjadi dari hasil sedimentasi material (tanah) yang dibawa oleh sungai-

sungai ke muara disebut ....

a. dataran tinggi

c.

dataran alluvial

b. dataran banjir

d. d

ataran delta

7. Ketinggian suatu tempat dari atas permukaan laut yang cocok/sesuai untuk

dikembangkan sebagai area perkebunan teh adalah ....

a. sekitar 120 meter

c.

kurang dari 650 meter

b. antara 650 – 1.200 meter

d. antara 1.800 – 2.500 meter

8. Lipatan yang terjadinya sangat intensif disebut ....

a. lipatan isoklinal

c. lipatan rebah

b. lipatan kelopak

d. lipatan asimetri

9. Batas pertemuan antara pegunungan Sirkum Mediterania dan Pasifik di wilayah

kepulauan Indonesia yaitu di ....

a. Pulau Palawan dan Pulau Sulu

c.

Kepulauan Banggai dan Sula

b. Kepulauan Talaut dan Tidore

d. Pulau Sangie dan Talaut

10. Persamaan species ikan sungai di Kalimantan Barat dan di Sumatera terjadi karena ...

a. kedalaman Selatan Karimata kurang dari 60 meter

b. sungai di Sumatra dengan sungai di Kalimantan Barat pernah menjadi satu muara

c.

ikan sungai di Sumatra pernah diangkut dan dipindahkan ke sungai di Kalimantan

Barat

d. Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan dihubungkan oleh Paparan Sunda

11. Bagian dari kulit bumi yang meninggi daripada daerah sekitarnya, akibat suatu patahan

diistilahkan sebagai berikut,

kecuali

... .

a. horst

c.

graben

b. pematang

d. sembul

12. Tinggi tempat antara 1.500 – 2.500 m di atas permukaan laut oleh F.W. Junghuhn disebut

zone ... .

a. beriklim sejuk

c.

beriklim panas

b. beriklim dingin

d. beriklim sedang

13. Jenis Delta yang paling banyak terdapat di Indonesia adalah jenis delta ... .

a. delta lobben

c.

d

elat kaki burung

b. delta runcing

d. delta busur

14. Selat yang tidak kering pada zaman es yang lalu adalah ... .

a. Selat Madura

c.

Selat Karimata

b. Selat Makassar

d. Selat Sunda

15. Laut yang pada jaman Diluvium disebut dengan tanah Sahul, adalah ... .

a. Laut Arafuru

c.

Laut Cina Selatan

b. Laut Sulawesi

d. Laut Jawa

B.B.

B.B.

B.

Jawablah dengan jelas dan benar!

Jawablah dengan jelas dan benar!

Jawablah dengan jelas dan benar!

Jawablah dengan jelas dan benar!

Jawablah dengan jelas dan benar!

1.

Sebutkan perbedaan kegiatan ekonomi antara penduduk di dataran rendah dengan

pegunungan!

2.

Bentuk muka bumi sangat berpengaruh kepada kehidupan di atasnya? Benarkah

demikian? Berikanlah alasan yang tepat!.

3.

Sebutkan bukti-bukti bahwa Paparan Sunda dan Paparan Sahul pernah menjadi

daratan!

4.

Mengapa dataran aluvial sangat cocok untuk lahan pertanian?

5.

Apakah persamaan dan perbedaan antara lipatan (

fold

) dan patahan (

fault

)?